Tuesday, May 14, 2013

Apa yang harus kita harapkan dalam beberapa bulan ke depan dalam hal SEO untuk Google?

oleh Matt Cutts pada 13 Mei 2013

di Google / SEO, Film / Video

Kami baru-baru direkam babak baru video webmaster, dan saya pikir video ini layak posting blog penuh. Ini adalah perkiraan kasar saya (pada awal Mei 2013) tentang apa pengoptimalan mesin pencari (SEO) dan webmaster harus mengharapkan dalam beberapa bulan ke depan:

 

 

 

Ingatlah bahwa ini adalah perkiraan yang sangat kasar, karena prioritas, proyek, dan waktu dapat berubah berdasarkan banyak faktor yang berbeda. Tapi saya harap ini memberikan orang ide kasarnya dari apa yang diharapkan dalam beberapa bulan mendatang sejauh apa tim saya kerjakan.

Matt di furture SEO akan berharap bahwa membangun link tidak akan bekerja, mereka mencoba untuk bekerja di situsnya ingin memberikan informasi yang terbaik kepada pengguna mengenai titik pandang konten atau navigasi, sekarang semua SEO menakut-nakuti tentang Penguine baru dan update panda.

Sunday, May 12, 2013

THE STORY OF A YOUTH ARE SINCERE cleverly

Who witnessed this story said:

One day I was in Mecca at one supermarket. After I finished selecting the items I want to buy and I enter into a freight train headed then I will place one queue to the cashier to pay. In front of me there was a woman with her two young daughters, and before them was a young man just in front of me in the queue position. I noticed it was after the last count kashir said, "In total 145 estate". Then the wanitapun insert his hand into his bag to search for money, it turns out he was only getting 50 realan fraction and fractional several tens realan sheet. I also saw his two daughters are also busy collecting banknotes realan have them both until they finally terkumpulah 125 real money. Then their mother appeared both confused and begin to restore some of the mother of goods that have been bought. One of his daughters said, "Mom .., so that we do not buy, do not matter mom ..".

Suddenly I saw the young man standing just behind them threw a 50 realan money beside her secretly and quickly. Then the young man immediately spoke to her with courtesy and composure and said, "Sister, look, maybe 50 realan money is falling out of your little bag ...".

Then the boy looked down and took the money realan 50 from the floor and then he gave to her. so That women thanked him and continued payment of goods to the cashier, then she rose to go.

After the youth completed the payment of groceries at the checkout youngmen immediately went without a backward glance as if she ran away to escape. I will soon catch up with him and I said, "Brother ... a while ago ...!, I want to talk to you for a while". Then I asked him, "By God, how do you have a fast and brilliant idea like that?"
Surely at first the young man trying to deny what he had done, but after I tell her that I had seen it all, and I had to calm her down and explain that I am not a resident of Makkah, I just perform the pilgrimage and I'll be right back to my own country, and I most likely will not see it again. Then he also said, "Brother, by God I was confused too, what should I do, for two minutes when the woman and her two daughters trying to raise money to pay the cashier ..., but Robmu Allah wa subhaanahu ta'aala what inspires me I've done before, so I did not make her embarrassed in front of his two daughters ... By Allah, I ask that you do not wonder anymore and let me go ".

I said to him, "O my brother, I hope you are including from those who Allah says about them:

فأما من أعطى واتقى (5) وصدق بالحسنى (6) فسنيسره لليسرى (7)

"As for the person who gives (his wealth in the way of Allah) and fear, and confirmed the best reward (heaven), then We will soon set up an easy way for him" (Surah Al-Lail 5-7)

Then the young man rose crying, and asked permission to me and walked to his car as he covered his face.

KISAH CERDIKNYA SEORANG PEMUDA YANG IKHLAS

Kategori: Status Facebook Diterbitkan pada 06 May 2013 Klik: 2848
Print

Yang menyaksikan kisah ini berkata :


Suatu hari aku di Mekah di salah satu supermarket. Setelah aku selesai memilih barang-barang yang hendak aku beli dan aku masukan ke kereta barang maka akupun menuju tempat salah satu kasir untuk ngantri membayar. Di depanku ada seorang wanita bersama dua putri kecilnya, dan sebelum mereka ada seorang pemuda yang persis di hadapanku di posisi antrian. Aku perhatikan ternyata setelah menghitung lalu sang kashir mengatakan, "Totalnya 145 real". Lalu sang wanitapun memasukan tangannya ke tas kecilnya untuk mencari-cari uang, ternyata ia hanya mendapatkan pecahan 50 realan dan beberapa lembar pecahan sepuluhan realan. Aku juga melihat kedua putrinya juga sibuk mengumpulkan uang pecahan realan miliki mereka berdua hingga akhirnya terkumpulah uang mereka 125 real. Maka nampaklah ibu mereka berdua kebingungan dan mulailah sang ibu mengembalikan sebagian barang-barang yang telah dibelinya. Salah seorang putrinya berkata, "Bu.., yang ini kami tidak jadi beli, tidak penting bu..".

Tiba-tiba aku melihat sang pemuda yang berdiri persis di belakang mereka melemparkan selembar uang 50 realan di samping sang wanita dengan sembunyi-sembunyi dan cepat. Lalu sang pemuda tersebut segera berbicara kepada sang wanita dengan penuh kesopanan dan ketenangan seraya berkata, "Ukhti, perhatikan, mungkin uang 50 realan ini jatuh dari tas kecilmu…".
Lalu sang pemuda menunduk dan mengambil uang 50 realan tersebut dari lantai lalu ia berikan kepada sang wanita. Sang wanitapun berterima kasih kepadanya lalu melanjutkan pembayaran barang ke kasir, kemudian wanita itupun pergi.


Setelah sang pemuda menyelesaikan pembayaran barang belanjaannya di kasir iapun segera pergi tanpa melirik ke belakang seakan-akan ia kabur melarikan diri. Akupun segera menyusulnya lalu aku berkata, "Akhi…sebentar dulu…!, aku ingin berbicara denganmu sebentar". Lalu aku bertanya kepadanya, "Demi Allah, bagaimana kau punya ide yang cepat dan cemerlang seperti tadi?"
Tentunya pada mulanya sang pemuda berusaha mengingkari apa yang telah ia lakukan, akan tetapi setelah aku kabarkan kepadanya bahwa aku telah menyaksikan semuanya, dan aku menenangkannya dan menjelaskan bahwasanya aku bukanlah penduduk Mekah, aku hanya menunaikan ibadah umroh dan aku akan segera kembali ke negeriku, dan kemungkinan besar aku tidak akan melihatnya lagi. Lalu iapun berkata, "Saudaraku, demi Allah aku tadi bingung juga, apa yang harus aku lakukan, selama dua menit tatkala sang wanita dan kedua putrinya berusaha mengumpulkan uang mereka untuk membayar kasir…, akan tetapi Robmu Allah subhaanahu wa ta'aala mengilhamkan kepadaku apa yang telah aku lakukan tadi, agar aku tidak menjadikan sang wanita malu di hadapan kedua putrinya… Demi Allah, saya mohon agar engkau tidak bertanya-tanya lagi dan biarkan aku pergi".


Aku berkata kepadanya, "Wahai saudaraku, aku berharap engkau termasuk dari orang-orang yang Allah berfirman tentang mereka :


فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (٥) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (٦) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (٧)


"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah" (QS Al-Lail 5-7)


Lalu sang pemuda itupun menangis, lalu meminta izin kepadaku dan berjalan menuju mobilnya sambil menutup wajahnya.

Keutamaan Ilmu Agama Di Atas Harta Dunia (1)

Berkata Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu kepada Kumail bin Ziyad:

يا كميلُ بن زياد! القلوبُ أوعيةٌ؛ فخيرها أوعاها؛ احفظْ ما أقول لك: الناسُ ثلاثةٌ؛ فعالمٌ ربَّانيٌّ، ومتعلِّمٌ على سبيل نجاةٍ، وهَمَجٌ رِعَاعٌ أتباعُ كلِّ ناعقٍ يميلون مع كلِّ رِيح؛ لم يستضيئوا بنور العلم ولم يلجَئوا إلى ركنٍ وثيقٍ؛
العلمُ خيرٌ من المال: العلمُ يحرِسُك وأنت تحرِسُ المالَ، العلمُ يزكُوْ على العمل والمالُ تنقُصُه النفقةُ، ومحبةُ العالم دينٌ يُدان بها، العلمُ يُكسِب العالمَ الطاعةَ في حياته وجميلَ الأُحْدُوْثَةِ بعد موته، وصنيعةُ المال تزول بزواله، مات خُزَّانُ الأموال وهم أحياءٌ، والعلماءُ باقُون ما بقي الدهرُ، أعيانُهم مفقودةٌ، وأمثالهُم في القلوب موجودةٌ.

"Wahai Kumail bin Ziyaad! Hati adalah wadah, maka hati yang paling baik adalah yang paling banyak menampung (kebaikan); hafalkanlah apa yang akan aku katakan kepadamu !

Manusia ada tiga (golongan): alim rabbani (ulama), penuntut ilmu yang berada di atas jalan keselamatan, dan orang awam yang mengikuti setiap orang yang berteriak (seruan), mereka condong sesuai dengan arah angin (kemanapun diarahkan) , tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu, dan tidak berpegangan dengan pegangan yang kuat ".


Ilmu lebih baik daripada harta:

-Ilmu menjagamu, sedang harta engkau yang menjaganya.

-Ilmu bertambah terus dengan diamalkan, sedangkan harta berkurang setiap kali diinfaqkan .

-Mencintai orang yang berilmu (ulama) bagian dari agama, cinta yang mendekatkan diri kepada Allah.

-Ilmu menjadikan orang yang memilikinya menjadi seorang yang ditaati semasa hidupnya dan disebut dengan kebaikan setelah matinya.

-Apa yang dihasilkan oleh harta akan hilang bersama kemusnahannya.

-Orang yang menumpuk harta, (nama) mereka mati sedang dalam keadaan hidup (jasadnya), dan para ulama akan tetap ada selamanya; jasad mereka musnah, tapi sifat-sifat teladan mereka hidup di dalam hati-hati manusia.

Takhrij Atsar:

Atsar yang sebenarnya panjang ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim Al-Ashfahaani dalam Hilyatul Auliya' (1/79), dan Al-Khathiib Al-Baghdaady dalam Taarikh Baghdaad (6/379).

Pada sanadnya, ada rawi yang dibicarakan oleh ulama tentang kelemahannya. Namun Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa kemasyhuran (dikenalnya) atsar ini diantara ulama sudah cukup (sebagai sandaran), sehingga tidak perlu melihat sanadnya. (Lihat I'laamul Muwaqqi'iin 2/195).

Penjelasan Atsar ini:

Di masa Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu darul khilafah (pusat pemerintahan) yang sebelumnya berada di Madinah, berpindah ke Kuufah, salah satu kota di Iraq. Disana beliau memiliki murid-murid yang mengambil ilmu dari beliau. Diantaranya adalah Kumail bin Ziyad An-Nakha'i Al-Kuufi rahimahullah, seorang tabi'in, meninggal tahun 82 H, yang telah dinilai tsiqah (terpercaya) oleh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy, namun beliau dianggap memiliki paham tasyayyu' (keyakinan mengedepankan Ali di atas 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhuma). Beliau meriwayatkan hadist dari Umar bin Al-Khaththab, Ali bin Abu Thalib, Abu Hurairah, dan Abdullah bin Mas'uud radhiyallahu 'anhum. Diantara rawi yang meriwayatkan dari beliau: Abu Ishaq Al-Hamadaani, Sulaiman bin Mihraan Al-A'masy dan lain-lain.

"Wahai Kumail bin Ziyaad! Hati adalah wadah, maka hati yang paling baik adalah yang paling banyak menampung (kebaikan)"

Hati adalah wadah, yaitu tempat untuk menampung ilmu. Ini menunjukkan kedudukan dan peran hati dalam menimba ilmu agama, yaitu sebagai wadah. Ini adalah isyarat supaya seorang penuntut ilmu memperhatikan hatinya dan menjaga kebersihannya; supaya menjadi wadah yang baik bagi ilmu yang dia dapatkan.

Ibarat rumah apabila bersih, rapi, nyaman, tentu akan betah orang yang tinggal di dalamnya; sebaliknya rumah yang kotor dan berantakan, berkeliaran kecoak dan tikus, berbau dan lain-lain; tentunya orang tidak akan betah tinggal didalamnya.

Demikian pula hati sebagai tempat ilmu, apabila bersih akan menetap ilmu yang masuk, dan apabila kotor dengan kemaksiatan dan dosa maka ilmu tersebut tidak akan betah bertempat tinggal di hati tersebut. Semakin kotor hatinya semakin tidak betah padanya.

Oleh karena itu seorang penuntut ilmu hendaknya menjauhi dosa dan maksiat; baik maksiat dengan melihat, mendengar, berbicara, atau dosa dengan hati seperti membayangkan (sesuatu yang diharamkan) , hasad, sombong dan lain-lain. Apabila melakukan dosa maka hendaknya dia segera membersihkan hati dengan memperbanyak istighfar dan bertaubat. Yang demikian itu, supaya dia dimudahkan oleh Allah untuk menerima ilmu agama, menghafalnya, dan memahaminya. Tidak mungkin seseorang bisa menggapai ilmu agama yang bermanfaat hanya dengan menghadiri majelis ilmu, membaca, menghafal saja, tapi harus menjaga kebersihan wadahnya dengan meninggalkan kemaksiatan.

Inilah rahasia kuatnya hafalan para salaf dan para ulama, sebagaimana ditunjukkan oleh perkataan mereka sendiri.

Imam Asy-Syafi'iy rahimahullah mengatakan:

شَكَوْتُ إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ المعَاصي
وَأخْبَرَنِي بأَنَّ العِلْمَ نُورٌ ونورُ الله لا يهدى لعاصي
-Aku mengadu kepada Waki' (yaitu Waki' bin Al-Jarraah Ar-Ru'aasy, guru Imam Asy-Syafi'i) tentang buruknya hafalanku ; maka beliau menasehatiku supaya aku meninggalkan kemaksiatan

-Dan beliau mengabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya ; dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.

Waki' bin Al-Jarraah rahimahullah juga pernah berkata kepada Ali bin Khasyram:

اسْتَعِنْ عَلَى الْحِفْظِ بِقِلَّةِ الذُّنُوْبِ
"Bantulah dirimu dalam menghafal dengan hanya memiliki sedikit dosa (mengurangi dosa)". (Atsar ini dikeluarkan oleh Al-Baihaqy dalam Syu'abul Iman 2/272 no: 1734 )

Sufyan bin 'Uyainah rahimahullah juga pernah ditanya: Bagaimana caramu mendapatkan hafalan (yang kuat)? Beliau berkata: بِتَرْكِ الْمَعَاصِيْ

"(Aku mendapatkan hafalan yang kuat) dengan meninggalkan kemaksiatan" (Atsar ini dikeluarkan oleh Al-Baihaqy dalam Syu'abul Iman 2/272 no: 1735)

" Hafalkanlah apa yang akan aku katakan kepadamu"

"Manusia ada tiga (golongan) "

Ini adalah hasil pengamatan Ali radhiyallahu 'anhu, bahwa manusia tidak keluar dari 3 golongan ini. Dan yang dimaksud dengan manusia disini –wallahu a'lam- adalah umat islam.

"Alim Rabbani (ulama) "

Ini adalah golongan pertama dan tertinggi tingkatannya, yaitu golongan alim rabbani, mereka adalah para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengajarkannya kepada orang lain secara bertahap (dari tingkat yang paling rendah, kemudian ilmu yang lebih tinggi dari sebelumnya). Seorang 'alim yang tidak mengamalkan; tidak dinamakan rabbani meskipun ia ajarkan ilmunya kepada orang lain. Dan seorang 'alim yang mengamalkan ilmunya apabila tidak diajarkan kepada orang lain juga tidak dinamakan rabbani.

"Penuntut ilmu yang berada di atas jalan keselamatan"

Golongan kedua adalah golongan para penuntut ilmu, yang mereka sedang menempuh jalan keselamatan. Penuntut ilmu agama yang memiliki niat yang benar dan mengamalkan dialah yang dimaksud oleh Amirul Mukminin radhiyallahu 'anhu.

"Dan orang awam yang mengikuti setiap orang yang berteriak (seruan), mereka condong sesuai dengan arah angin (kemanapun diarahkan) , tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu, dan tidak berpegangan dengan pegangan yang kuat "

Ini adalah golongan ketiga, yaitu golongan orang-orang awam, mereka bukan orang alim, atau orang yang berusaha untuk menjadi orang alim (yaitu muta'allim). Keadaan mereka seperti yang beliau sifatkan, hamajun ri'aa', orang-orang yang dungu, mengikuti setiap orang yang berteriak , artinya setiap ada yang datang mengajak kepada sesuatu maka dia mengikutinya, tidak mempertimbangkan baik buruknya dan benar salahnya.

" mereka condong sesuai dengan arah angin" seperti pohon yang lemah, yang senantiasa mengikuti arah angin.

"tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu dan tidak berpegangan dengan pegangan yang kuat " setelah menyebutkan keadaan golongan ketiga; beliau menyebutkan dua sebab kenapa mereka menjadi demikian, yang pertama karena tidak berusaha menyinari hatinya dengan cahaya ilmu, ridha dengan kejahilan, akibatnya menjadi orang yang tidak memiliki pendirian yang kuat. Berbeda dengan orang yang memiliki ilmu, dimana ia berjalan bersamanya ilmu yang ia miliki, Allah berfirman:

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ) الأنعام/122)

"Apakah orang yang dulunya mati (hatinya) kemudian Kami hidupkan, dan Kami berikan kepadanya cahaya (ilmu dan hidayah) yang dia berjalan dengan cahaya tersebut ditengah-tengah manusia, apakah sama dia dengan orang yang berada di dalam kegelapan-kegelapan (kesesatan) yang dia tidak bisa keluar darinya" (QS. Al-An'aam:122)

Yang kedua karena tidak mau bertanya kepada orang yang berilmu, sehingga akhirnya tersesat.

Golongan yang ketiga ini meski jumlahnya yang paling banyak, mereka adalah golongan yang paling rendah derajatnya disisi Allah. Bahkan kalau diperhatikan, tidaklah terjadi fitnah dan kekacauan di sebuah negeri kecuali berasal dari golongan yang ketiga ini.

Di dalam pembagian manusia menjadi tiga golongan tersebut, terdapat dorongan dan anjuran bagi kaum muslimin untuk menuntut ilmu agama, dan mengingatkan mereka supaya jangan menjadi orang yang jahil terhadap agama, sehingga mudah terpengaruh dengan kesesatan. (bersambung...)

Abdullah Roy

Oxwall social networking sites making by arsocweb

  ARSOCWEB Social Networking Services is a professional website design company, specializing in social networking website design, development and marketing. While providing quality branding and website marketing services to a Moslems entrepreuneurs and Local client base, ARSOCWEB has extensive experience with OXWALL Software and social media. This niche has demonstrated ARSOCWEB’s talent for identifying progressive online trends and maximizing their clients’ exposure through creative design, innovative programming functionality, and marketing potential. Today the ARSOCWEB team includes professional designers, programmers, QA specialists and marketing professionals specializing in branding, development and promotion through social network web sites. We Are Hired?  
We take your business seriously, but don't take ourselves too seriously. We become close friends with our clients and forge family bonds among each other. We value the mutual, long-lasting respect that comes from doing business together and hope you do too.Learn More...

How to Wake up for Fajr?

How do you wake up for fajr? And I don’t mean wake up for a day or two, but how do you keep waking up for fajr, constantly, everyday, without fail.

There’s loads & loads of websites online giving you tips and advice on how to wake up early. But our focus is not on worldly tips (which should be taken by all means, part of tying the camel ;) ), our focus is on the spiritual means.

My dear brothers/sisters, every day when you read Surat Al-Fatiha, at least 17 times a day, you recite the verse “You Alone we Worship, and You Alone we Seek Help from”: You want to worship Allah? “Yes!” You need His help then. You want to wake up for Fajr? “Yes please!” Guess what, you need Allah. You cannot, I repeat, cannot, wake up for fajr without Allah’s help. Now ask yourself the question, what can I do to show Allah that I truly and utterly want to wake up for fajr?!

Have you ever had days when you’re about to go to sleep, and you have this deep feeling that you’ll definitely wake up for fajr? And have you ever had days when you know for certain that you’ll oversleep? Imagine the two scenarios, which I’m sure some of us have gone through:

Scenario 1:

You feel high with Eman, you’ve prayed your witr, read some Quran, and even though you’ve got 2 hours to sleep till fajr, you’re certain you’ll wake up because you’ve set your mind, heart and body to make sure you wake up. In fact, sometimes you keep on waking in the middle of the night thinking it’s fajr time out of fear that you’re going to miss it. If you haven’t experienced this, think of a time when you had to catch an early flight or a bus/train, and think of how your mind, heart and body were switched on, and it doesn’t matter what time you slept, you’ll wake up.

Scenario 2:

There are days when deep down you really don’t want to wake up, you hope that you “oversleep” so you feel less guilty about it, and Allah may have mercy upon you and still wake you up, and that’s when the battle with the snooze alarm starts and the classic shaytaan trick “just 5 more minutes…” begins.

How do we maintain scenario 1 everyday?

With these 2 scenarios, one details a feeling deep down inside that you’re definitely waking up, and another where you know you won’t wake up because deep down inside you don’t want to and you’re not ready to take the fight against shaytaan of waking up in the morning.

Below I detail some practical and spiritual tools, that will help you in achieving scenario 1 all the time inshaAllah:

Spiritual Tools

  • Know who Allah is: This is the key and number one tool to waking up for Fajr. If you know Who you’re worshipping, and you know that He requests that you get up in the morning and pray to Him, you’ll wake up. It’s our lack of understanding of who Allah is that makes us slump into scenario 2 all the time. Know your Lord, that’s key.
  • Sincerity: Be sincere about waking up for fajr, don’t just say to yourself: “InshaAllah, it’ll be nice if I wake up for fajr” be sincere about it, and say: “I will wake up for fajr” I find it useful sometimes to talk to myself about it before going to sleep and say: “I will wake up for fajr, i don’t care how, but I’ll definitely will!”
  • Wudu before sleep: Ibn Abbas reported that Allah’s Messenger said: “Purify these bodies and Allah will purify you, for there is no slave who goes to sleep in a state of purity but an Angel spends the night with him, and every time he turns over, [the Angel] says, ‘O Allah! Forgive Your slave, for he went to bed in a state of purity.” Do you think that such a person would be left to oversleep and miss fajr?
  • Witr Prayer + Dua: Make sure you don’t sleep before performing your witr prayer, and supplicate to Allah during your Witr prayer to help you wake up for Fajr, remember, “You Alone we Worship, and You Alone we Seek help from”
  • Read some Quran: Ending the day with verses of the Noble Quran will sure put your focus straight on waking up for salaat. Prophet Muhammad used to recommend that we recite Surat Al-Sajdah, and Surat Al-Mulk (Chapters 32 and 67) before going to sleep.
  • Remember Allah before you go to Sleep: This is part of the first point I made, and you can find all the supplications you need to recite before going to sleep here. You might need to print them off and read them off paper at first, but within a week or two you should be able to memorize them fully and just recite them before dozing off.
  • Remember the rewards attached to Fajr Salaat: from being safe from being a hypocrite, to having light on the day of judgement, to being under Allah’s protection the whole day, to having laziness removed from us that day and being productive. Remember these rewards and you’ll sure wake up.

Other tools I use that help me a lot:

Ask a friend/family member to wake you up: This is the number one rule for me to wake up. Get a family, friend, spouse to wake up, and help each other, if you get up before them, don’t be selfish and make sure they are awake too.

  • 1.5 hours sleep rule: Aaaah.. here’s a secret trick, there’s a theory in the Sleep science that says that every human being completes an entire sleep cycle in 1.5 hours, therefore, if you can wake up at the end of a multiple of 1.5 hours (e.g. 1.5 hours, or 3 hours, or 4.5 hours..etc) you’ll wake up fresh and rejuvenated. Otherwise, you’ll wake up lazy. So if fajr is at 5am, and you sleep at 12am, make sure you set your alarm at 4.30am, because that gives you 4.5 hours to sleep. (Of course, if you take 1/2 an hour to fall to sleep, you might need to add that into your calculation).
  • Nap in the afternoon: Another lifehack, taken from the Sunnah and recommended by many, make sure you nap in the afternoon, for just 20 minutes! yup, just 20 minutes. Trust me, for the past 3 years, I’ve mastered the 20 min nap, and everytime it never fails to rejuvenate me. If you need to train yourself to nap for that long, I highly recommend www.pzizz.com, a wonderful software that trains you for these short naps, it’s what I used to train myself.
  • Promise yourself a grand breakfast if you wake up for Fajr: I’m a breakfast guy, so if I wake up early, I sure like to have a big breakfast. Sometimes i look forward to my breakfast from the afternoon before, and just like a small reward, treat yourself to a massive breakfast in the morning. It’ll definitely set your day straight as well inshaAllah.

Well, that’s all I can think of. If you think of new ideas, or you have other ways to wake up for fajr and hence keep up your productivity boost, give me a shout in the comments section below!

Feel Better, Tips, , , ,

Wednesday, May 8, 2013

Welcome!

As-Salaam Alaikum (May peace be upon you)

"He created man. He taught him eloquent speech." [Soorah ar-Rahmaan (55): 3-4]
ARSOCMEDIA
Islaam is the religion of Peace. The word ‘Islaam’ comes from the root-word Salaam meaning 'Peace'. The greeting of Salaam is a symbol of Islaam. Salaam exists since the time of Adam and is the greeting of the people of Paradise. Allah chose salaam as greeting for His creation. The Messenger of Allah said: "When Allah created Adam , He told him: 'Go and greet those group of angles who were sitting and listen to how they greet you, for it will be your greeting and that of your descendants. So he said: 'As-salaam Alaikum' and they responded: "Wa-alaikum as-salaam wa-rahmatullah' they added: 'wa-rahmatullah'" [Agreed upon] It is also one of the Exalted Names of Allah, the source of peace and protection. Salaam is a greeting from Him. 

"When you enter the houses, greet one another with a greeting from Allah (i.e. say 'As-salaam Alaikum') blessed and good." [Soorah an-Noor (24): 61] 

Salaam is a distinctive aspect of a Muslims social conduct. Greeting someone with Salaams is a kind of invocation for his welfare and blessings. It instills brotherly love and strengthens the ties of brotherhood and closeness, and mutual relationships result in a strong and unwavering society. Abu Hurayrah reported the Messenger of Allah said: "By Him in Whose Hand is my soul, you will not enter Paradise until you believe, and you will not believe until you love one another. Should I not guide you to something which will install love amongst you: 'Spread salaams amongst you.'" [Abu Dawood (v: 3, no: 5174)] 

The saying of Allah's Messenger: "Spread salaams amongst you" means to greet all those whom you know and those whom you don't. A man asked Allah's Messenger: "Which part of Islam is best? He replied: "That you should provide food and say salaam to those whom you know and those you do not know." [Abu Dawood (v: 3, no: 5175) agreed upon] 

Abdullah Ibn Umar used to go to the market in the morning, and he did not pass by anybody without saying salaam to him. One day he was asked: "What do you do in the market, when you do not sell anything, or ask about prices, or haggle, or join any gathering?" He said: "We go there in the morning for the purpose of saying salaam to whoever we meet." [Adaab al-Mufrad of Imaam Bukharee]

ARSOCMEDIA